Askeb - ABORTUS INKLOPETUS

Posted by KUMPULAN ASKEP on Tuesday, December 22, 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan penjelasan hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan sampai saat ini janin yang terkecil yang dilaporkan dapat hidup diluar kandungan. Mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir akan tetapi, karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan dibawah 500 gram dapat hidup luas, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu. abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan. Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus buatan yang dilakukan atas indikasi medik.
Secara klinik abortus spontan dapat dibagi menjadi 7 bagian salah satu diantaranya yang dikaji  dalam makalah ini adalah abortus inkompletus.
Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus, pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Perdarahan pada abortus inkompletus dapat banyak sekali, sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan.
Oleh karena itu pelayanan / asuhan merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu dengan abortus inkompletus dan mengetahui secara dini bila ada perdarahan, penyimpangan / kelainan lain yang ditemukan dengan tujuan agar ibu dapat sehat kembali dan bisa menghasilkan keturunan lagi.



1.2  Tujuan Penulisan
1.2.1        Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu  melaksanakan asuhan kebidanan pada klien dengan abortus inkopletus
1.2.2        Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
1.      Melaksanakan pengkajian pada ibu dengan abortus inkompletus
2.      Mengintesprestasikan data  yang dikaji
3.      Mengantisipasi masalah potensial
4.      Mengidentifikasikan tindakan kebutuhan segera
5.      Merencanakan tindakan dan rasionalisasi
6.      Melaksanakan rencana asuhan
7.      Melakukan evaluasi

1.3  Metode Penelitian
1.3.1        Metode pendekatan yang sifatnya mengungkapkan peristiwa yang terjadi
1.3.2        Pengumpulan data dan pengolahan data melalui observasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik.
1.3.3        Sumber data primer dari klien dan data sekunder dari petugas kesehatan
1.3.4        Sumber teori dari literatur

1.4  Ruang Lingkup
Laporan asuhan kebidanan ini disusun dalam rangka  memenuhi tugas di RSAL Dr. Ramelan Jl. Gadung I Surabaya pada tanggal 20 Oktober sampai
17 November  2006




1.5  Sistematikan Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi : Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, Ruang Lingkup dan Sistematika Penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Meliputi : Batasan, Konsep Dasar Abortus, Konsep Dasar Abortus Inkompletus
BAB III : TINJAUAN KASUS
Meliputi : Pengkajian, Analisa Masalah / Diagnosa, Diagnosa Potensial, Identifikasi Kebutuhan Segera, Intervensi, Implementasi, Evaluasi
BAB IV : PENUTUP
Meliputi : Kesimpulan, Saran

DAFTAR PUSTAKA


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Batasan Judul Asuhan Kebidanan Pada Ny. “G” Dengan Abortus Inkompletus.
2.1.1        Asuhan kebidanan
Adalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan khususnya dalam bidang KIA atau KB.
(Syahlan JH, 1993 : 3).
2.1.2        Abortus inkompletus
Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus, kanalis servikalis  terbuka, jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau ostum uteri eksternum.
(Sarwono, 1999 : 3).

2.2    Konsep Dasar Abortus
2.2.1        Pengertian abortus
Adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum kehamilan berusia       22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.
(Sarwono, 2001 : 145).
2.2.2        Klasifikasi
Abortus dapat dibagi atas 2 golongan.   
(Rustam Muchtar, 1998:211).
2.2.2.1  Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mecanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.

2.2.2.2  Abortus provokatus
Adalah abortus yang di sengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat, abortus ini dibagi menjadi dua :
1.      Abortus Medisinalis
Adalah abortus dengan alasan, bila kehamilan dilanjutkan atau membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis)
2.      Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.         
2.2.3        Klinis abortus spontan
Klinis abortus dapat dibagi.
(Rustam Muchtar, 1998 : 211).
2.2.3.1  Abortus kompletus (keguguran lengkap)
Artinya seluruh hasil konspeksi dikeluarkan (desidua dan fetus) sehingga rongga rahim kosong.
2.2.3.2  Abortus inkompletus (keguguran bersisa)
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua dan plasenta.
2.2.3.3  Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung)
Adalah abortus yang sedang berlangsung dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba, kehamilan ini tidak dapat dipertahankan lagi.
2.2.3.4  Abortus iminens (keguguran membakat)
Adalah abortus membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obatan.
2.2.3.5  Missed abortion
Adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.


2.2.3.6  Abortus habitualis (keguguran berulang)
Adalah keadaan dimana penderita menjalani keguguran berturut-turut 3 x atau lebih
2.2.3.7  Abortus infekstiosus  dan abortus septik
Adalah keguguran yang diselesaikan infeksi genital, abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toxinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum.
2.2.4        Etiologi
Menurut Rustam Mochtar (1998 : 209). Faktor-faktor yang menyebabkan kematian janin adalah faktor ovum sendiri, faktor ibu dan faktor bapak.
2.2.4.1  Kelainan Ovum
Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat diagnosa hidatid villi, abortus spontan yang disebabkan oleh kelainan ovum berkurang kemungkinannya kalau kehamilan sudah sedikit lebih  satu bulan artinya makin mudah kehamilan saatnya terjadi abortus semakin besar, kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50-80%)
2.2.4.2  Kelainan Genetalia Ibu
Yaitu pada ibu yang menderita hipoplasia uteri, uterus bikornis, kelainan letak uterus seperti retrofleksi, uteri fixata tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi ovum yang sudah dibuahi seperti kurangnya progesteron atau estrogen endometritis, mioma submukosa.
2.2.4.3  Gangguan Sirkulasi Placenta
Yaitu dijumpai pada ibu yang menderita nefritis hipertensi toxemia gravidarum
2.2.4.4  Penyakit Ibu
Yaitu penyakit yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, pielitis, rubella. Ibu yang asphiksia seperti pada decompensasi cordis, penyakit paru berat dan anemia gravis juga pada ibu yang malnutrisi, hipotiroid kurang vitamin A, C, dan E dan DM.
2.2.4.5  Antagonismus Rhesus
Yaitu darah ibu yang melalui placenta merusak daerah fetus sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus
2.2.4.6  Terlalu cepatnya corpus luteum menjadi atropi atau faktor serviks yaitu inkompetensi  serviks, servicitis.
2.2.4.7  Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus bekontraksi umpamanya terkejut, ketakutan, obat-obatan uterotonika
2.2.4.8  Penyakit Bapak
Yaitu penyakit kronis seperti TBC, Anemia, Sifilis
2.2.5        Patologis
Abortus biasanya ditandai dengan adanya perdarahan didalam desidua basalis dan perubahan nekrotik dijaringan sekitarnya. buah kehamilan dapat terlepas sebagian atau seluruhnya dan menjadi benda asing di dalam uterus, sehingga merangsang kontrasksi uterus yang mengakibatkan pengeluaran janin.
                                                                       (Wahyu W, 1999 : 57).
Pada kehamilan dibawah 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan banyak terjadi perdarahan.
                                                            (Rustam Muchtar, 1998:211).
2.2.6        Masa terjadinya abortus
Kebanyakan abortus terjadi dalam kehamilan 12 minggu mengeluh perdarahan antara kehamilan 12-20 minggu, sekitar 1 dalam                6 kehamilan berakhir dengan abortus sering kali antara 6-10 minggu abortus jarang  pada wanita dibawah usia 25 tahun, kasusnya 1 dalam 10 wanita usia lebih tua 35 tahun 1 dalam 5 kehamilan berakhir dengan abortus.
                                                (Desek Lewelliyn-Jones, 1997 : 316).
Diperkirakan frekuensi keguguran berkisar antara 10-15% frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan sehingga penderita tidak datang ke dokter, RS atau fasilitas kesehatan.
                                                          (Rustam Mochtar, 1998 : 211).
2.2.7        Komplikasi abortus
2.2.7.1  Perdarahan
Dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian  transfusi darah, kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2.2.7.2  Perforasi uterus
Dapat terjadi perforasi pada kerokan terutama pada uterus dalam posisi hiperetrofleksi, jika terjadi perforasi harus segera dilakukan laporotomi.
2.2.7.3  Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus. lebih sering ditemukan pada abortus inkompletus dan abortus buatan yang tanpa memperhatikan aseptik dan antiseptik
2.2.7.4  Syok
Keadaan syok dapat ditimbulkan oleh bemacam-macam sebab yang terbanyak adalah syok hipovolemik yaitu adanya kekurangan volume darah yang beredar akibat perdarahan atau dehidrasi.
                                                           (Sarwono, 1999 : 311).



2.3    Konsep Dasar Abortus Inkompletus
2.3.1        Pengertian abortus inkompletus
Ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
                                                                       (Sarwono, 1999 : 307).
2.3.2        Gajala abortus inkompletus
2.3.2.1  Amenorhea
2.3.2.2  Perdarahan bisa sedikit , bisa banyak, perdarahan berupa stolsel  (berdarah beku) sudah ada keluar fetus atau jaringan
2.3.2.3  Sakit perut dan mules-mules
2.3.2.4  Pada pemeriksaan dalam, ostium uteri terbuka didapatkan sisa kehamilan atau placenta dalam kanalis servikalis atau covum uteri
2.3.2.5  Uterus lebih kecil dari kehamilan seharusnya (Rustam Muchtar, 1998 : 212).
2.3.2.6  Perdarahan pada abortus inkompletus dapat banyak sekali, sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan (Sarwono, 1999 : 307).
2.3.3        Komplikasi abortus  inklopletus
2.3.3.1  Perdarahan mengakibatkan syok hemoragik
2.3.3.2  Perforasi sering terjadi sewaktu dilatasi dan curretage
2.3.3.3  Infeksi dan tetanus
2.3.3.4  Payah ginjal akut
2.3.3.5  Syok (Sarwono, 1999 : 309).
2.3.4        Penanganan abortus inkompletus
2.3.4.1  Apabila abortus inkompletus disertai syok karena perdarahan segera diberikan infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer yang disusul dengan tranfusi (Sarwono, 1999 : 307).
2.3.4.2  Setelah syok teratasi dilakukan curretage
2.3.4.3  Sebelum curretage klien diminta mengosongkan kandung kencingnya, dan mulai diberikan cairan intravena, biasanya pextrosa 5 % dalam larutan RL yang mengandung 20 unit oksitosin per 1000 ml.
Oksitosin membantu mengurangi kecepatan perdarahan dengan merangsang kontraski uterus, sementara curretage dilaksanakan (Ben-Ziou Taber, 1994 : 65).
2.3.4.4  Prosedur curretage pada abortus inkompletus
1.      Persetujuan tindakan medis
2.      Persiapan sebelum tindakan
Pasien, cairan dan selang infus sudah terpasang, perut bawah dan lipat bawah sudah dibersihkan dengan air dan sabun, uji fungsi kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmones, siapkan kain alas bokong, serung kaki dan penutup perut bawah. medica mentosa, analgetika (pethidin 1-2 mg / kg BB, ketamin HCl 0,5 mg / kg BB, tramadol 1-2 mg / kg BB, sedativa  (diazepam 10 mg), atropin sulfas 0,25-0,50 mg / ml. larutan antiseptik (providan iodin 10 %) oksigen dengan regulator.
Instrumen,  cunam tampon 1,  cunam peluru atau tenakulum 1, klem ovum lurus dan lengkung 2, sendok curretage 1set, uterus sonde 1 ,  spekulum sims atau L dan kateter karet 2 dan, jarum suntik sekali pakai 2, dilator penolong, baju kamal tindakan apron, masker, kaca mata pelindung 3 set, sarung tangan DTT / steril 4 pasang, alas kaki 3 pasang, instrumen lampu sorot 1, mangkok logam 2 penampung darah dan jaringan 1.
3.      Pecegahan infeksi sebelum tindakan
4.      Tindakan
Intruksikan pasien untuk memberikan sedatif dan analgetik, lakukan katerisasi kandung kemih, lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan bukaan seviks, besar, arah dan konsistensi uterus, bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarung tangan dengan larutan chorin 0,5 %.
Pakai sarung tangan DTT / steril yang baru dengan satu tangan memasuki spekulum sims / L secara vertikal ke dalam vagina, setelah itu putar kebawah sehingga posisi menjadi tranversal.
Minta asisten untuk menahan spekulum bawah pada posisinya, dengan sedikit menarik spekulum kebawah (hingga lumen vagina tampak jelas) masukkan bila spekulum atas hingga jelas terlihat serviks, minta asisten untuk memegang spekulum atas pada posisinya.
Bersihkan jaringan dan basah dalam vagina, (dengan kapas antiseptik yang dijepit dengan cunam tampon), tentukan bagian serviks yang akan dijepit jam 11 dan 13, jepit serviks dengan tenakulum pada tempatnya yang telah ditentukan, setelah penjepitan terpasang baik keluarkan spekulum, memasukkan klem ovum yang sesuai dengan bukaan serviks hingga menyentuh fundus (keluarkan dulu jaringan yang tertahan pada kanalis).
Bila dilatasi serviks cukup besar, lakukan pengambilan jaringan dengan klem ovum (dorong klem dalam keadaan terbuka hingga menyentuh fundus kemudian tutup dan tarik).
Pilih klem ovum yang mempunyai permukaan cincin yang halus dan rata, agar tidak melukai dinding dalam uterus keluarkan yang terjepit atau keluar, pegang gagang sendok curret (sesuai lengkung uterus) melalui kanalis servikalis ke dalam uterus hingga menyentuh fundus uteri (untuk mengukur kedalaman) lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan searah jarum jam, sehingga bersih (seperti mengenai bagian tersebut).
Untuk dinding cavum uteri yang berlawanan dengan cavum uteri masuknya sendok curretage sesuai dengan lengkap uteri, setelah mencapai fundus puter gagang sendok 180 derajat, bahu lakukan pengerokan keluarkan semua jaringan dan bersihkan  darah yang mengenai lumen vagina bagian belakang.
Lepaskan jaringan tenakulum pada serviks, lepaskan spekulum bawah
5.      Dekontaminasi
6.      Cuci tangan pasca tindakan
7.      Perawatan pasca tindakan
Periksa kembali TTV segera lakukan tindakan apabila terjadi komplikasi.
Catat kondisi klien beritahu ke klien keluarganya bahwa tindakan telah selesai tetapi pasien masih memerlukan perawatan.
2.3.4.5  Setelah tindakan selesai, maka dapat diberikan sintukan 0,2 mg metil ergonovin atau ergonovin IM untuk merangsang kontraksi uterus dan meminimumkan perdarahan. Jika tidak ada komplikasi, maka klien dapat dipulangkan setelah masa observasi 2-4 jam dengan resep untuk 6 tablet ergonovin atau metil ergonovin per oral 3 kali satu tablet sehari selama 2 hari abat analgesik 325 mg asetaminofen dengan 30 mg kodien atau 50 mg pentazosin. Klien harus dianjurkan untuk mendapat tambahan besi untuk memulihkan konsentrasi hemoglobin
(Ben-Zion Taber, 1994 : 65)
2.3.4.6  Pendidikan klien
Setelah  terjadi abortus inkompletus, mengalami perdarahan seperti, haid yang intermiten dan kram selama 1 minggu berikutnya, aktivitas yang biasa segera setelah merasa baik, senggama ditunda selama 2 minggu, dan haid berikutnya terjadi dalam 4 sampai 5 minggu kemudian.
(Ben-Zion Tabes, 1994 :65)

2.4    Konsep Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
2.4.1        PENGUMPULAN DATA / PENGKAJIAN
Pengkajian meliputi biodata, keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, pola kehidupan sehari-hari, riwayat kesehatan, dan pemeriksaan fisik.
  1. Data Subyektif
1.  Identitas
  1. Status Kesehatan
-          Eliminasi
-          Sexual
-          Aktivitas
-          Nutrisi
  1. Riwayat kehamilan dan kebidanan
-  Haid
a.       Menarche
b.      Siklus
c.       Teratur / tidak
d.      Disminore / tidak
e.       Jumlah darah haid
f.       Warna
g.      Bau
h.      HPHT
i.        TP
  1. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Hamil ke
Suami ke
UK
Jenis pers
Penolong
Penyakit
BB/TB
Jenis kelamin
Hidup/mati
meneteki
Riwayat KB













  1. Riwayat kehamilan ini ANC / TT

  1. Data Obyektif
1.      Tanda-tanda vital
2.      Kejadian Umum
3.      Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Palpasi
-          TFU
-          Leopold I
-          Leopold II
-          Leopold III
-          Leopold IV
-          Auskultasi = DJJ
-          Parkusi = reflek Patela
Pemeriksaan panggul luar
-          Distahna spinarum :    cm
-          Distahna cristarum :    cm
-          Distahna boudelogue :              cm
-          Lingkar panggul :        cm

  1. Data Penunjang
-     Pemeriksaan laboratorium
1.      HB
2.      WR
Lain
Urine : -   Albumin  Reaksi
-          Pemeriksaaan lain foto USG



2.4.2        ANALISA DATA / menilai data yang telah dikaji sehingga menjadi rumusan
Diagnosa menjadi acuan dalam  membuat perencanaan

2.4.3        DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada

2.4.4        TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

2.4.5        INTERVENSI / PERENCANAAN
Membuat rencana asuhan yang sesuai rumusan diagnosa atau kebutuhan klien

2.4.6        IMPLEMENTASI
Melaksanakan rencana asuhan

2.4.7        EVALUASI
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan dengan SOAP


BAB III
TINJAUAN KASUS


3.1    Pengkajian
Anamnesa dilakukan pada tanggal 12-11-2006 jam 12.45 WIB di RSAL Dr. Ramelan Surabaya oleh Erna
3.1.1        Data Subyektif
3.1.1.1  Biodata
Nama            : Ny. “G”
Umur             : 22 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama           : Islam
Pendidikan     : SMA
Pekerjaan       : IRT
Penghasilan    : -
Alamat           : Sawo Cangring
RT 06/RW 02 Wonoayu  Sidoarjo
RM               : 25-37-31
Nama            : Tn. “A”
Umur             : 26 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama           : Islam
Pendidikan     : D3
Pekerjaan       : IRT
Penghasilan    : -
Alamat           : Sawo Cangring
RT 06/RW 02 Wonoayu Sidoarjo

3.1.1.2  Keluhan Utama
Klien mengatakan hamil 2 bulan, keluar darah menggumpal dari kemaluan
3.1.1.3  Riwayat Haid
Menarche        : 12 tahun
Siklus              : 1 bulan
Lama               : 8 hari
Disminorhea    : kadang-kadang sebelum haid
Flour albus      : tidak mengalami keputihan baik sebelum dan sesudah haid
HPHT              : 15 September 2006

3.1.1.4  Riwayat Kehamilan, Persalinan dan  Nifas Yang Lalu
No
Suami ke
Kehamilan
Persalinan
Anak
Nifas
UK
Penyulit
Penolong
Penolong
Penyulit
Jenis
JK
BB
H/M
Meneteki
KB
1


1

 H     A     M    I    L     I    N    I
 











3.1.1.5  Riwayat Kehamilan Sekarang
Klien mengatakan hamil anak pertama, pernah periksa ke Bidan2 kali dan test kehamilan juga di Bidan pada tanggal 01 November 2006 hasilnya positif. pada tanggal 10-11-2006 jam 18.00 WIB perut terasa mules dan nyeri di daerah perut bagian bawah diatas kemaluan. Mulai keluar darah dari kemaluan banyak mengumpal tanggal 10-11-2006 jam 21.30 WIB, kemudian diperiksakan di Bidan. Bidan mengatakan bahwa ibu keguguran tuntas, ibu masih tidak perca kalau darahnya sudah keluar semua, maka ibu segera periksa ke RSAL Dr. Ramelan Surabaya.
3.1.1.6  Riwayat Perkawinan  
Klien menyatakan kawin 1 kali, saat usia 21 tahun dan sekarang usia perkawinannya sudah 1 tahun.
3.1.1.7  Pola Kehidupan Sehari-Hari
Pola sehari-hari meliputi pola nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat / tidur dan seksualitas.
1.      Nutrisi
Klien menyatakan makan 3 kali sehari, porsi sedang, nasi putih, telur 1 minggu 2 kali, daging 1 minggu 2 kali, ikan laut 1 minggu 3 kali setiap hari selalu ada tempe dan tahu, sayur setiap hari : bayam, kangkung, sawi, nafsu makan baik, kadang-kadang terasa mual dan muntah.
2.      Elimnisai
Klien mengatakan sebelum hamil BAB lancar setiap hari, selama hamil ini BAB 2 hari sekali. BAK lancar tidak ada keluhan dan tidak terasa nyeri, warna kuning jernih.

3.      Aktivitas
Klien menyatakan sehari-hari berkerja sebagai ibu rumah tangga seperti  menyapu, mengepel, mencuci, memasak dan waktunya banyak dihabiskan dirumah
4.      Istirahat / tidur
Klien mengatakan tidur siang ± 1 jam (12.00-13.00) dan tidur malam ± 7 jam (22.00-05.00) nyenyak.
5.      Seksualitas
Klien mengatakan sebelum hamil 1 minggu 3 kali, selama hamil 1 minggu sekali.
3.1.1.8  Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan mencakup riwayat penyakit yang pernah atau sedang menderita, periksa kesehatan dan riwayat kesehatan keluarga.
1.      Riwayat penyakit yang pernah  atau sedang diderita
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti TBC, Jantung, Ginjal, Tekanan darah tinggi.
2.      Perilaku kesehatan
Klien tidak pernah merokok, tidak minuman keras, tidak minum jamu, tidak pernah minum obat tanpa resep dokter personal hygiene : penampilan ibu bersih, mandi 2 kali sehari, mengganti pakaian dalam pagi dan sore setiap hari.
3.      Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM, Asma, Jantung dan klien tidak ada riwayat kembar (gemelli)
3.1.1.9  Riwayat psikososial dan spiritual
1.      Ibu, suami dan keluarga senang dengan kehamilan ini
2.      Hubungan ibu, suami dan keluarga baik
3.      Kebiasaan / kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan yaitu adanya selamatan masih dilakukan oleh klien.
4.      Tidak ada pantangan terhadap makanan keculi pantangan oleh agama
5.      Komunikasi menggunakan bahasa Jawa / Indonesia
3.1.2        Data Obyektif
3.1.2.1  Pemeriksaan umum
KU klien         : agak lemah, ekspresi wajah tegang, cemas, gelisah
Kesadaran       : composmentis
TTV : T           : 130/80 mmHg
N          : 88 x/mnt
S           : 369 oC
RR        : 21 x/mnt
TB        : 153 cm
BB        : 45 kg
BB sblm hamil : 44 kg
LILA : 23,5 cm
3.1.2.2  Pemeriksaan fisik
1.      Inspeksi
-          Rambut dan kulit kepala : bersih terawat tidak rontok
-          Muka    : cloasma gravidarum (-)
-                                                      Mata : conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus
-          Hidung : normal tidak ada kelainan
-          Mulut   : tidak ada stomatitis
-          Gigi      : tidak ada caries, tidak ada gigi palsu
-            Leher   : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada struma
-            Payudara         : simetris, mamae membesar, hiperpigmentasi areola, tidak tampak adanya benjolan
-            Perut    : tidak kelihatan membesar, tidak ada bekas operasi
-          Ekstremitas atas  : normal, tidak ada odema
-                                                                              Ekstremitas bawah : normal, kaki tidak ada odema dan tidak ada varises
-                                                                                  Genetalia externa : perdarahan pervaginam sedikit, tidak tampak kondiloma, tidak ada oedema vulva tidak ada varises
-          Anus     : tidak tampak hemoroid
2.      Palpasi
-          Leher    : tidak ada pembesaran vena jugularis
-                                                  Payudara : tidak ada benjolan, tidak ada keluaran cairan
-                                                  Perut         : fundus uteri 1 jari atas symphisis, nyeri tekan pada perut bagian bawah
3.      Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan DJJ
4.      Perkusi       : reflek patella kanan kiri positif
5.      Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam tanggal 12-11-2006 jam 13.33, ada perdarahan sedikit dari jalan lahir, porsio membuka, teraba lunak, ada gumpalan darah dan sebagian jaringan yang keluar.         
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               
3.1.3        Data Penunjang
-          PPT : (+) tanggal 01 November 2006

3.2    Analisa Data / Diagnosa / Masalah    
Tgl/Jam
Analisa data
Diagnosa
12-11-06
12.45 WIB
DS : Klien mengatakan hamil pertama, umur kehamilan 2 bulan, keluar darah dari kemaluan banyak menggumpal
DO : Keadaan umum agak lemah
TTV :
-          Tekanan darah : 130/80 mmHg
-          Pernafasan : 21 x/mnt
-          Suhu badan : 369 oC
-          Nadi : 88 x/mnt
-          BB : 45 kg
-          LILA : 23,5 cm
-          HB : 10 gr %
DS : Klien mengatakan mules dan nyeri perut bagian bawah diatas kemaluan

DO : Ekspresi wajah tampak menyeringai
TTV :
-          Tekanan darah : 130/80 mmHg
-          Pernafasan : 21 x/mnt
-          Suhu badan : 369 oC
-          Nadi : 88 x/mnt
DS : Klien mengatakan takut dan cemas akan dilakukan curretage
DO : Ibu tampak cemas dan gelisah
GI P00000 kehamilan 8 minggu dengan abortus inkompletus










Mules dan nyeri








Takut dan cemas sehubungan dengan tindakan curretage

3.3    Diagnosa Potensial
Terjadi anemia

3.4    Tindakan Segera
Pada kasus ini tindakan segera dilakukan curretage

3.5    Intervensi dan Rasional
Diagnosa / masalah
Rencana tindakan
Rasional
GI P00000 dengan abortus inkompletus
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 2-4 jam di harapkan perdarahan dapat teratasi
Kriteria :
1.      Keadaan umum ibu : baik
2.      TTV dalam batas normal
-          Tekanan darah : 100-140/60-90 mmHg
-          Pernafasan : 18-24 x/mnt
-          Nadi : 69-100 x/mnt
-          Suhu badan : 36-37 oC
3.      Perdarahan berhenti




































































Masalah I
Mules dan nyeri perut bagian bawah













Rencana tindakan
1.      Lakukan observasi keadaan umum klien






2.      Lakukan observasi tanda-tanda vital




3.      Beri penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan curretage, sebab dan akibat bila tidak dilakukan curretage, sebab dan akibat bila tidak dilakukan curretage serta proses pelaksanaan curettage
4.      Siapkan surat persetujuan untuk tindakan medis (curretage)


5.      Observasi perdarahan



6.      Perhatikan keluhan klien seperti mata berkunang-kunang, pusing, lemah, ekstremitas dingin, sesak nafas


7.      Kolaborasi dengan dokter untuk pelaksanaan curregate




8.      Siapkan alat-alat untuk curretage dan jaga kesterilannya



9.      Siapkan pasien posisi litotomy diatas meja gynec

10.  Anjurkan pada klien untuk berdoa pada Tuhan
11.  Bantu pelaksanaan curregate secara septik dan aseptic
12.  Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi post curretate




13.  Lakukan observasi TTV post curretage




14.  Jelaskan pada klien penyebab mules dan nyeri perut

15.  Anjurkan klien mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi




1.      Untuk mengetahui keadaan klien terutama saat terjadi perdarahan sehingga dapat segera mengetahui tanda-tanda syok dan dapat ditangani secara dini.
2.      Tanda-tanda vital dalam batas normal menandakan keadaan umum klien baik untuk memastikan tidak terjadi syok
3.      Dengan memberikan penyuluhan diharapkan  klien dan keluraga mengerti dan mau melaksanakan apa yang diintervensikan

4.      Bukti tertulis klien dan keluarga menyetujui tindakan medis yang akan dilakuan
5.      Deteksi dini adanya syok hemorogik / hipovolemik

6.      Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh perdarahan tersebut pada klien, sehingga team kesehatan lebih waspada
7.      Melakukan fungsi dependen sisa konsepsi menggangu kontraksi uterus sehingga menimbulkan perdarahan
8.      Agar proses curregate berjalan dengan lancar sehingga komplikasi dapat dihindari dan infeksi tidak terjadi
9.      Untuk memudahkan meriksa melakukan tindakan curregate
10.  Dapat  membantu ketenangan jiwa klien
11.  Untuk mempermudah dan mempercepat proses curregate
12.  Agar terapi yang yang diberikan sesuai dengan keadaan klien




13.  Tanda-tanda vital dalam batas normal menandakan KU klien baik, untuk memastikan terjadinya syok.
14.  Klien mengerti dan memahami keadaan yang kadangdialaminya
15.  Dengan melaksanakan teknik relaksasi otot dan pernafasan akan mengurangi rasa nyeri
Masalah II
Tekut sehubungan dengan tindakan curretage
16.  Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obat mengurangi rasa sakit


17.  Anjurkan klien untuk berdoa dan beri dorongan moril
18.  Dampingi klien dan dengarkan keluhan serta bantu keperluannya                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   
16.  Analgesik dapat mempengaruhi syarat yang dapat penyebabkan rasa nyeri hilang
17.  Dapat membantu ketenangan jiwa klien
18.  Menunjukkan perhatian petugas terhadap keberadaan klien







3.6    Implementasi
Tanggal
Diagnosa
Jam
Pelaksanaan / Implementasi
12-11-06
GI P00000 dengan abortus inkompletus

































Masalah I
Mules dan nyeri perut bagian bawah

Masalah II
Takut sehubungan dengan tindakan curretage
12.45

12.50


12.55



13.05


13.08

13.10




13.15

13.18

13.23

13.25
13.27


13.35




13.40


13.02
13.04


13.35

13.25

13.27
1.      Melakukan observasi keadaan umum klien. Keadaan umum agak lemah
2.      Melaksanakan observasi TTV
T : 130/80 mmHg          S : 369 oC
N : 88 x/mnt                     RR : 21 x/mnt
3.      Memberikan penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan curretage , sebab dan akibat bila tidak dilakukan curretage serta proses pelaksanaan curretage.
4.      Melakukan informed consent
Klien menyetujui tindakan curettage dengan pembiusan
5.      Melakukan observasi perdarahan
Perdarahan pevaginam sedikit sekali
6.      Memperhatikan keluhan klien seperti mata berkunang-kunang, pusing, lemah, ekstremitas dingin, sesak nafas.
Klien agak lemah dan ekstremitas dingin karena takut menghadapi proses curretage
7.      Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pelaksanaan tindakan curretage
8.      Melakukan persiapan alat-alat untuk curretage dengan menjaga sterilitas
9.      Melakukan persiapan klien dalan posisi litotomy diatas meja gynec
10.  Menganjurkan klien untuk berdoa pada Tuhan
11.  Membantu pelaksanaan curretage secara septik dan aseptik

12.  Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi

Selama 5 hari
 
antibiotik : amoxilin 3 x 500 mg
analgesik : as mefenamat 3 x 500 mg
uterotonika : metergin 3 x 1
13.  Melakukan observasi TTV
T : 130 / 80 mmHg         S : 367 oC
N : 84 x/mnt                 RR : 21 x/mnt
14.  Menjelaskan pada klien penyebab nyeri
15.  Menganjurkan klien cara mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi otot, ambil nafas dalam sewaktu terjadi nyeri
16.  Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat mengurangi nyeri
17.  Memberikan dorongan moril pada klien dan menganjurkan untuk berdoa pada Tuhan
18.  Mendampingi klien dan mendengarkan keluhan klien serta membantu keperluan pelaksanaan curretage                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                











3.7    Evaluasi
Tgl : 12-11-2006 jam : 15.30
S : klien mengatakan nyeri agak berkurang, pasrah menerima keadaan yang dialaminya dan sudah tidak cemas lagi karena proses curretage sudah dilalui
O : hasil pemeriksaan didapatkan
-          KU : Agak lemah
-          TTV :  -  Tekanan darah : 130 / 80 mmHg
-      Suhu : 367 oC
-          Pernafasan : 21 x/mnt
-          Nadi : 84 x/mnt
-          Perdarahan : ± 30 cc
-          Klien melakukan mobilisasi : miring kanan, miring kiri setelah itu kalau mampu dianjurkan  untuk berjalan
A : 2 jam post partum curretage abortus inkompletus
P : Memberikan HE tentang :
-          Menjaga kesehatan dengan makan dan minum sesuai kebutuhan
-          Tidak boleh pantang makan  
-          Minum banyak air putih
-          Minum obat teratur  sesuai dengan petunjuk dokter :
-         

selama 5 hari
 
Amoxillin 3  x 500 mg
-          Asam Mefenamat 3 x 500 mg
-          Metergin 3 x 1
-          Melakukan hubungan suami istri selama tidak ada keluhan
-          Kebersihan badan terutama genetalia
-          Bila ada keluhan seperti perdarahan ibu harus segera memeriksakan kondisinya ke rumah sakit
-          Klin boleh pulang
-          Kontrol 1 minggu lagi di poli kandungan RSAL Dr. Ramelan Surabaya tanggal 19-11-2006.

 


Powered by Blogger.